“Hei!!!!bisa nggak luh naik motor, liat tuh mobil gua lecet! Ganti luh!! Teriak pengendara mobil ketika ada motor yang menyerempetnya. Atau yang lebih seru lagi pernah saya saksikan sendiri disiang hari ketika mobil dengan sepeda motor nyaris serempetan karena motor ingin nyalip dari sebelah kiri, mereka berhenti tiba-tiba sopir keluar membawa kunci inggris dan langsung menghajar helm pengendara motor hingga kacanya mental. Tapi untungnya motor langsung tancap gas hingga tidak terjadi perkelahian yang lebih parah. Lagi asyik naik motor tiba-tiba ada yang nyalip naik juga adrenalin akhirnya ikutan ngebut. Atau sering sekali kita dengar berita-berita kekerasan di media massa baik kekerasan guru terhadap murid, tawuran pelajar, antar kampung dan demo-demo anarkis yang menjurus pada terjadinya kekerasan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Memang sejak manusia lahir sudah menimbulkan masalah, harus memberi makan, mendidik, memberikan pendidikan yang baik, mencari pekerjaan, mencari pasangan dan menikah, memiliki anak, mengurus cucu sampai meninggal duniapun menjadi masalah.. Hubungan dengan teman sekolah, teman kerja dan masyarakat di sekitar tempat tinggal kita. Ya semua itu memang masalah dalam hidup kita selama di dunia ini.
Masalah-masalah di atas kenapa harus diselesaikan dengan kemarahan, apa nggak bisa tanpa kemarahan untuk menyelesaikan masalah di atas. Karena dengan kemarahan dan kekerasan tidak akan menjadi baik. Bukan berarti lembek yang diperlukan adalah ketegasan sikap dalam memegang kebenaran dan aturan yang berlaku. “Eh mas mobil saya lecet, bagaimana ini tanggung jawabnya? Tidak perlu dengan nada tinggi. Kalo dia malah marah kita ngga usah ikutan marah, tetap bicara dengan nada rendah/ biasa saja. Masa sih dia tidak ngerti. Atau Guru yang merasa terganggu dengan murid yang tidak memperhatikan, bernilai jelek, dan membuat keributan di kelas. Cobalah lakukan pendekan dari hati ke hati, tegur baik-baik kenapa sampai seperti itu. Seperti yang disampaikan oleh ibu Mien Uno dalam seminar “Pembelajaran dengan empati” yaitu Put yourself on their heart, buatlah orang lain terkesan akan kemampuan kita mengendalikan diri dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan tapi dengan ketegasan.
“Menyelesaikan masalah tanpa masalah” ini merupakan slogan Pegadaian yang menurut saya sangat cocok untuk judul tulisan ini, setiap masalah yang muncul dalam hidup kita, dapat kita selesaikan tanpa menimbulkan masalah baru. Jika kita merasa kecewa atau sakit hati kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak kepada hal-hal yang akan merugikan kita seperti miras atau narkoba. Ayo jadikan hidup kita lebih baik.