Naiknya berbagai kebutuhan pokok, sulitnya mencari rupiah dan berbagai persoalan hidup mendorong orang berbuat nekat. Berbagai cara dilakukan orang untuk mendapatkan rupiah, salah satu diantaranya dengan menjadi penipu yang sasarannya HP mahal yang dibawa anak sekolah.
Pagi-pagi buta, sekitar jam06.00 penipu sudah ada di sekolah. Berpakaian rapi,mengaku sebagai orang tua siswa menggunakan sapari ataupun seragam layaknya guru, penipu berhasil melewati satpam. Didalam sekolah penipu menghampiri kerumunan siswa putri yang sudah datang dan menanyakan apakah diantara mereka ada yang punya HP. Jika ada siswa yang menanggapi dan mengeluarkan HP murah maka sang penipu akan menolaknya dan mencari sasaran baru yang HPnya mahal. Jika HP mahal berhasil dipinjam, sang penipu akan berpura-pura menelepon seseorang sambil berjalan menuju pintu gerbang dengan diikuti oleh siswi pemilik HP. Sesampainya diluar gerbang sudah menggu teman penipu dengan sepeda motor yang sudah hidup dan langsung tancap gas. Tinggallah siswi pemilik HP yang terbengong-bengong karena HPnya dibawa kabur. Satpam, pesuruh dan guru yang kebetulan baru tiba berada di gerbang sekolahpun tidak menyadari kejadian tersebut. Kejadian di atas sudah sering terjadi di beberapa sekolah dan mungkin dapat terjadi di sekolah-sekolah lain.
Kejadian serupa pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, kali ini menimpa pesuruh sekolah dan sasarannya adalah sepeda motor. Sekolah saat itu sedang melakukan pembangunan untuk menambah lokal baru, banyak tukang dan ada mandor yang bekerja menyelesaikan pembangunan. Salah seorang tukang atau penipu yang menyamar menjadi tukang secara terburu-buru menghampiri pesuruh sekolah dan mengatakan mau membeli pasir satu truk. Sang tukang penipu ini meminjam motor kepada pesuruh dan tanpa ragu-ragu memberikan motornya untuk dipakai penipu. Akhirnya motor yang baru dikredit itupun lenyap bersama perginya tukang penipu. Tukang yang lain dan mandor di situ tidak tau menahu siapa yang meminjam motor tersebut.
Kejadian yang sama dengan di atas juga pernah terjadi pada adik saya. Saat itu adik saya dan teman-temannya sedang gemar main layang-layang di lapangan dekat rumah saya. Suatu hari saat adik saya dan teman-temannya main layang-layang dihampiri seorang pria dewasa yang juga membawa benang dan layangan. Pria itu yang ternyata penipu juga sudah beberapa hari terlihat bermain layang-layang. Pria penipu inipun mengaku mengenal saya dan orang tua saya. Pria penipu menanyakan siapa yang punya sepeda, dia akan membeli benang gelasan yang bagus. Adik saya langsung merespon. Kebetulan baru seminggu adik saya dibelikan sepeda baru. Pria itu meminta adik saya pulang untuk mengambil sepeda di rumah. Sepeda diambil dan diberikan kepada pria penipu. Pria penipu ini menitipkan benang dan layanganya serta mengajak salah seorang teman adik saya untuk ikut. Teman adik saya ikut dan diturunkan di suatu tempat dan akhirnya sepeda baru itupun amblas dibawa kabur penipu.
Demikian beberapa kejadian akibat ulah penipu, semoga kejadian serupa tidak terulang lagi, maka waspadalah! waspadalah!!!